Senin, 24 Mei 2010

Tips Ngemil dengan Sehat

Mengemil kudapan favorit merupakan hal yang memuaskan. Namun, kepuasan itu hanya mampir sesaat, karena melahap camilan secara rutin dapat berpengaruh pada kesehatan dan bentuk tubuh. Sementara, perubahan bentuk tubuh merupakan hal yang sangat ditakutkan oleh semua orang. Untuk itu Anda harus menahan diri dari godaan camilan dengan beberapa tips berikut ini.

Sebenarnya, mengonsumsi camilan boleh saja dilakukan. Sering orang merasa membutuhkan energi tambahan diantara waktu makan. Camilan dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Asalkan cermat menghitung asupan kalori tambahan dari camilan yang Anda konsumsi, tidak heran jika Anda dapat tetap mempertahankan berat badan Anda. Bahkan, Anda bisa memperoleh tubuh yang proporsional.Ada beberapa cara yang dapat dilakukan agar kebiasaan ngemil tetap membuat tubuh Anda sehat tanpa kelebihan berat badan, antara lain:

Jangan Sembarangan Memilih Camilan

Jika keinginan untuk ngemil sudah tidak bisa dikompromikan lagi, pilihlah camilan yang sehat seperti buah-buahan. Kandungan serat yang terdapat dalam buah-buahan dapat menstabilkan gula darah dalam waktu yang cukup panjang. Sehingga rasa kenyang enggan beranjak setelah mengunyah makanan.

Waspada kalori cair
Sekiar 63% orang Amerika tidak menghitung minum sebagai cemilan. Jika Anda berpikir camilan adalah sesuatu yang dikunyah, Anda mungkin tidak akan menghitung kalori yang ada disetiap gelas minuman. Pada kenyataannya kalori yang terkandung dalam bahan cair pun harus dihitung.Mulailah untuk menghitung jumlah kalori pada setiap minuman yang Anda minum. Anda pasti akan terkejut, begitu mengetahui jumlah kalori setiap cangkir yang anda minum. Pastikan Anda membaca terlebih dahulu informasi kalori pada kemasan.
Jika merasa haus, minumlah air putih dengan menambahkan irisan lemon, kiwi atau ketimun agar lebih menarik. Jika Anda masih belum merasa puas dan harus kembali pada minuman berkalori, pilihlah minuman yang berkadar dibawah 10 kalori setiap delapan ons penyajian.

Hindari Makanan Digoreng
Seperti yang selalu ditekankan, 'membiarkan diri Anda memilih apa yang disuka sesekali, bukan masalah'. Namun cobalah untuk hal yang lebih baik dengan menghindari sekantung keripik kentang. Pilihlah yang dibakar, Anda akan mendapatkan rasa yang sama namun dengan jumlah lemak dan kalori yang lebih sedikit.
Alternatif lain adalah dengan mengonsumsi kraker. Beberapa produk biskuit, tidak hanya dibakar tetapi juga banyak biskuit yang berbahan dasar gandum, tentunya hal ini sangat baik. Berat badan akan tetap ideal meski Anda pun juga ngemil.


Hitung Nutrisi
Kenyataannya 88% dari Anda menginkan nutrisi yang lebih setiap kali makan. Tidak masalah ketika Anda berhasrat untuk menikmati sebatang cokelat, jika cokelat yang anda makan dengan isian buah-buah. Meskipun Anda tidak langsung memakannya, cokelat dengan isi buah akan tetap segar.
Tidak suka susu tapi Anda ingin memenuhi kebutuhan kalsium? Ambillah sepotong keju untuk memenuhi kebutuhan kalori. Jika ditempat kerja Anda ada lemari pendingin dan dapat menyimpan stok makanan, simpanlah beberapa jenis makanan segar seperti buah atau sayur dan beberapa biskuit untuk mengemil.
Membiasakan tangan Anda mengambil makanan-makanan bernutrisi tidak hanya mempertahankan kesehatan jantung tapi juga timbangan Anda.

Menambahkan Minyak Zaitun

Menambahkan minyak zaitun dan cabai ke dalam makanan Anda. Bahan makanan yang sering dipergunakan sebagai bumbu masak ini, ternyata dapat mepercepat otak mengirimkan signal kenyang. Zaitun dikenal kaya akan asam lemak tak jenuh tunggal, meskipun rasanya gurih tapi tidak membuat perut buncit. Sedangkan cabai megandung unsur capsaicin yang dapat menekan level insulin hingga 32 persen. Unsur tersebut dapat menahan rasa lapar dan mempercepat datangnya rasa kenyang.

Mengunyah Permen Karet

Aktivitas rahang yang terus mengunyah, dapat menjadi signal bagi otak bahwa tubuh tidak perlu diberi asupan lagi. Selain dapat menahan nafsu makan, mengunyah permen karet juga bermanfaat untuk melepaskan stres.


Menggosok gigi.

Cobalah menggosok gigi setiap kali Anda tergoda untuk makan cokelat atau makanan yang manis-manis. Biasanya, usai menyikat gigi makanan yang masuk rasanya jadi tidak begitu enak. Dengan begitu, keinginan untuk ngemil dapat dibendung

sumber:liputan6.com dengan pengubahan

Jumat, 07 Mei 2010

TUGAS TEORI ORGANISASI UMUM BAB 3,4,& 5

NAMA:AGES DIANRANA
NPM:10108096
KELAS:2KA11



PENGERTIAN PERILAKU KONSUMEN

Pendahuluan
Konsumen adalah pemakai barang atau jasa(yang diproduksi produsen) untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan mereka.
PENGERTIAN KONSUMEN MENURUT PARA AHLI
Philip Kotler
pengertian konsumen adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli atau memperoleh barang atau jasa untuk di konsumsi pribadi.

Aziz Nasution
konsumen pada umumnya adalah setiap orang yang mendapatkan barang atau jasa digunakan untuk tujuan tertentu.

Menurut para ahli hukum,
konsumen adalah sebagai pemakai terakhir dari benda dan jasa yang diserahkan kepada mereka oleh penguasa.

Menurut Undang Undang Perlindungan Konsumen (UUPK)
”Konsumen adalah setiap orang pemakai barang atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.”

PERILAKU KONSUMEN
Perilaku konsumen adalah perilaku/tingkah laku yang konsumen tunjukkan dalam mencari, menukar, menggunakan, menilai, mengatur, mengevaluasi dan memperbaiki suatu produk atau jasa yang mereka anggap untuk memuaskan kebutuhan mereka. Definisi lainnya adalah bagaimana konsumen mau mengeluarkan sumber dayanya yang terbatas seperti uang, waktu, tenaga untuk mendapatkan barang atau jasa yang diinginkan demi kepuasan mereka.

Beberapa Pengertian Perilaku Konsumen menurut beberapa ahli:
Mullen dan Johnson (1990)
Perilaku Konsumen sebagai pengkajian dari perilaku manusia sehari-hari
Winardi (1991)
Perilaku konsumen sebagai perilaku yang ditujukan oleh orang-orang dalam merencanakan, membeli, dan menggunakan barang-barang ekonomi dan jasa.
Loudon dan Albert (1993)
Perilaku konsumen adalah proses keputusan dan aktivitas fisik individu yang terlibat dalam mengevaluasi, mendapatkan,menggunakan, atau memberikan barang dan jasa yang diperolehnya.
James F Engel, et. al (1994)
Tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini.
Schiffman dan Kanuk (1994)
Istilah perilaku Konsumen diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka.
Ujang Sumarwan (2000)
secara sederhana, studi perilaku konsumen meliputi hal-hal sebagai berikut, Apa yang dibeli konsumen? (what they buy?),mengapa konsumen membelinya? (why they buy it?), kapan mereka membelinya? (when they buy it?), dimana mereka membelinya? (where they buy itu?), berapa sering mereka membelinya? (how often they buy itu?), berapa sering mereka menggunakannya? (how often they use it?)

Sifat-sifat konsumen,
antara lain :
1) Ingin mengetahui keadaan/ciri-ciri barang-barang yang akan dibeli/dikonsumsi.
2) Menginginkan barang yang baik dan berkualitas.
3) Menginginkan barang yang murah harganya.
4) Menginginkan kejujuran dalam bertransaksi/jual beli.

MACAM-MACAM KONSUMEN:


Konsumen Antara
Setiap orang yang mendapatkan barang atau jasa untuk digunakan dengan tujuan komersial atau dengan kata lain, mereka membeli barang bukan untuk dipakai, melainkan untuk diperdagangkan. Contoh : Distributor, Agen dan Pengecer .

Konsumen Akhir
Setiap orang yang mendapatkan dan menggunakan barang atau jasa untuk tujuan memenuhi hidupnya pribadi, keluarga dan tidak untuk diperdagangkan kembali.
Dua hal yang menjadikan seseorang disebut sebagai konsumen :


A).Membeli
Bagi seseorang yang memperoleh barang atau jasa dengan cara membeli, tentu dia terlibat dengan perjanjian dengan pelaku usaha/produsen.


B).Hadiah, Hibah dan Warisan
Seseorang memperoleh barang tetapi tidak terlibat dalam suatu hubungan kontraktual dengan pelaku usaha atau dengan kata lain, seseorang memperoleh barang atau jasa dengan cuma –cuma

Asas Konsumsi ada tiga macam.
1. Asas keseimbang : yaitu melakukan tindakan konsumsi sesuai dengan jumlah penghasilan yang diterima. Jadi, pengeluaran = penerimaan.
2. Asas surplus (positif) : jumlah kegiatan konsumsi/pengeluaran < pendapatan. Sehingga terdapat surplus atau kelebihan/sisa pendapatan yang dapat ditabung untuk kebutuhan yang akan datang.
3. Asas deficit (negative) : jumlah pengeluaran & jumlah pendapatan. Asas ini menimbulkan kekurangan (deficit) yang dapat mengakibatkan timbulnya utang.


Alasan Mempelajari Perilaku Konsumen
1. Analisis Konsumen sebagai Dasar Manajemen Pemasaran. Analisis ini
akan membantu para manajer untuk :
a. Mendesain bauran pemasaran
b. Mensegmen pasar bisnis
c. Memposisikan dan mendirensiasikan produk
d. Melaksanakan analisis lingkungan
e. Mengembangkan studi riset pasar

2. Perilaku konsumen harus memainkan peranan yang penting dalam
pengembangan kebijakan publik
3. Studi perilaku konsumen akan memungkinkan seseorang menjadi
konsumen yang lebih efektif
4. Analisis konsumen memberikan pengetahuan menyeluruh tentang perilaku
manusia
5. Studi perilaku konsumen juga memberikan tiga jenis informasi :
a. Orientasi Konsumen
b. Fakta-fakta tentang perilaku manusia
c. Teori-teori yang menjadi pedoman proses pemikiran

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen ada dua yaitu faktor eksternal dan faktor internal

a) Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang meliputi pengaruh keluarga, kelas sosial, kebudayaan, strategi marketing, dan kelompok referensi. Kelompok referensi merupakan kelompok yang memiliki pengaruh langsung maupun tidak langsung pada sikap dan perilaku konsumen. Kelompok referensi mempengaruhi perilaku seseorang dalam pembelian dan sering dijadikan pedoman oleh konsumen dalam bertingkah laku. Anggota kelompok referensi sering menjadi penyebar dan pengaruh dikalangan masyarakat dalam hal selera konsumsi sehingga menyebabkan sebagian besar kalangan masyarakat mengikuti selera dari anggota kelompok tersebut dan menimbulkan keseragaman dalam perilaku konsumsi dikalangan masyarakat.

b) Faktor Internal
Faktor-faktor yang termasuk ke dalam faktor internal adalah motivasi, persepsi, sikap, gaya hidup, kepribadian dan belajar. Belajar adalah perubahan dalam perilaku seseorang individu yang bersumber dari pengalaman. Seringkali perilaku manusia diperoleh dari mempelajari sesuatu atau pengalaman.

MENCIPTAKAN KEPUASAN KONSUMEN
Dalam rangka menciptakan kepuasan konsumen, produk yang ditawarkan organisasi/perusahaan harus berkualitas. Kualitas mencerminkan semua dimensi penawaran produk yang menghasilkan manfaat bagi konsumen. Kualitas memiliki beberapa dimensi pokok, tergantung pada konteksnya Ada delapan dimensi utama pada kualitas yang biasanya digunakan, yaitu :

1. Kinerja (performance) : Karakteristik operasi dasar dari suatu produk, misalnya kecepatan pengiriman barang, serta jaminan keselamatan barang
2. Fitur (features) : Karakteristik pelengkap khusus yang dapat menambah pengalaman pemakaian produk, contohnya minuman gratis pada saat penerbangan.
3. Reliabilitas : Probabilitas terjadinya kegagalan atau kerusakan produk dalam periode waktu tertentu.
4. Konformasi (conformance) : Tingkat kesesuaian produk dengan standar yang telah ditetapkan, misalnya ketepatan waktu keberangkatan dan kedatangan kereta api.
5. Daya Tahan (durability) : Jumlah frekuensi pemakaian produk sebelum produk bersangkutan harus diganti.
6. Service Ability : Kecepatan dan kemudahan untuk direparasi, serta kompetensi dan keramahtamahan staff layanan.
7. Estetika (aesthetics) : Menyangkut penampilan produk yang bisa dinilai dengan panca indera.
8. Persepsi terhadap kualitas (perceived quality) : Kualitas yang dinilai berdasarkan reputasi penjual, misalnya Nokia. Kualitas produk yang dirasakan pelanggan akan menentukan persepsi pelanggan terhadap kinerja yang pada gilirannya akan berdampak pada kepuasan konsumen. Begitu juga dengan mutu, mutu mempunyai dampak langsung pada prestasi produk dan dengan semikian kepuasan konsumen.

Strategi Kepuasan Konsumen

1. Ada 2 strategi yang menjadi dasar dalam menghadapi perilaku konsumen, yaitu :

A. Strategi Menyerang
Bersikap agresif dalam menjerat pelanggan, agresif dalam arti memiliki persiapan menyerang yang matang dan cukup kuat untuk menyerang.
Cara menerapkan strategi ini
- Melakukan promosi atau advertisement yang menerangkan bahwa perusahaan anda memiliki fasilitas pelayanan lebih baik dibanding sebelumnya.
- Memberikan hadiah (dapat berupa servis gratis atau souvenir kecil) kepada pelanggan lama yang dapat membawa beberapa pelanggan baru (jumlah pelanggan baru ditetapkan berdasarkan atas biaya untuk hadiah yang diberikan).

B. Strategi defensive atau bertahan
Strategi mempertahankan apa yang sudah ada, dilakukan untuk meningkatkan fasilitas pelayanan yang dimiliki, seperti :
- Menyediakan beberapa fasilitas yang dapat memberikan kenyamanan pelanggan
- Memberikan souvenir kecil pada pelanggan setelah beberapa kali menggunakan layanan anda.
- Mengirimkan kartu ucapan selamat pada hari - hari besar keagamaan bagi pelanggan setia, yang telah menjadi pelanggan cukup lama.

2. Membina hubungan jangka panjang dengan pelanggan. Hal ini dilakukan untuk menjadikan transaksi antara anda dengan pelanggan berkelanjutan. Misalnya dengan memberikan potongan harga pada hari - hari tertentu.

3. Memberikan jaminan atas layanan atau produk yang anda jual.

4. Menciptakan hubungan personal karyawan/pemilik perusahaan dengan pelanggan (customer relationship).

5. Mampu mengantisipasi perubahan atau penambahan harapan pelanggan dengan meningkatkan kemampuan internal karyawan untuk pelayanan.


PENDEKATAN PERILAKU KONSUMEN SECARA KARDINAL dan ORDINAL
A. Pendekatan Kardinal atau Cardinal Approach
Menurut pendekatan kardinal kepuasan seorang konsumen diukur dengan satuan kepuasan (misalnya:uang). Setiap tambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan menambah kepuasan yang diperoleh konsumen tersebut dalam jumlah tertentu. Semakin besar jumlah barang yang dapat dikonsumsi maka semakin tinggi tingkat kepuasannya. Konsumen yang rasional akan berusaha untuk memaksimalkan kepuasannya pada tingkat pendapatan yang dimilikinya. Besarnya nilai kepuasan akan sangat bergantung pada individu (konsumen) yang bersangkutan. Konsumen dapat mencapai kondisi equilibrium atau mencapai kepuasan yang maksimum apabila dalam membelanjakan pendapatannya mencapai kepuasan yang sama pada berbagai barang. Tingkat kepuasan konsumen terdiri dari dua konsep yaitu kepuasan total (total utility) dan kepuasan tambahan (marginal utility). Kepuasan total adalah kepuasan menyeluruh yang diterima oleh individu dari mengkonsumsi sejumlah barang atau jasa. Sedangkan kepuasan tambahan adalah perubahan total per unit dengan adanya perubahan jumlah barang atau jasa yang dikonsumsi. Meskipun pendekatan guna cardinal seperti diketengahkan di atas mempunyai kelemahan berupa tidak realistis asumsi dapat diukurnya kepuasan seseorang,namun dari segi lain,pendekatan cardinal ini mempunyai kelebihan tersediri.Adapun salah satunya kelebihan yang paling menonjol ialah berupa lebih mudahnya isi konsepsi kardinal untuk diselami,khususnya bagi mereka yang pertama kali mudah dimengerti mengapa dalam kebanyakan buku teks menggunakan pendekatan cardinal yang mandahului uraian mengenai teori konsumen yang menggunakan pendekatan ordinal

Asumsi dari pendekatan ini adalah sebagai berikut:
1. Konsumen rasional, artinya konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannya dengan batasan pendapatannya.
2. Pendapatan konsumen tetap yang artinya untuk memenuhi kepuasan kebutuhan konsumen dituntut untuk mempunyai pekerjaan yang tetap supaya pendapatan mereka tetap jika salah satu barang di dalam pendekatan kardinal harganya melonjak.
3. Berlaku hukum Diminishing marginal utility, artinya yaitu besarnya kepuasan marginal akan selalu menurun dengan bertambahnya jumlah barang yang dikonsumsi secara terus menerus.
4. Uang mempunyai nilai subyektif yang tetap yang artinya uang merupakan ukuran dari tingkat kepuasan di dalam pendekatan kardinal semakin banyak konsumen mempunyai uang maka semakin banyak mereka dapat memenuhi kebutuhan mereka.
5. Total utility adalah additive dan independent. Additive artinya daya guna dari sekumpulan barang adalah fungsi dari kuantitas masing-masing barang yang dikonsumsi. Sedangkan independent berarti bahwa daya guna X1 tidak dipengaruhi oleh tindakan mengkonsumsi barang X2, X3, X4 …. Xn dan sebaliknya.


B. Pendekatan Ordinal atau Ordinal Approach
Dalam Pendekatan Ordinal daya guna suatu barang tidak perlu diukur, cukup untuk diketahui dan konsumen mampu membuat urutan tinggi rendahnya daya guna yang diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang. Pendekatan yang dipakai dalam teori ordinal adalah indefference curve, yaitu kurva yang menunjukkan kombinasi 2 (dua) macam barang konsumsi yang memberikan tingkat kepuasan sama.
Asumsi dari pendekatan ini adalah:
1. Konsumen rasional artinya konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannya dengan batasan pendapatannya.
2. Konsumen mempunyai pola preferensi terhadap barang yang disusun berdasarkan urutan besar kecilnya daya guna yang artinya konsumen melihat barang dari segi kegunaannya.
3. Konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu artinya konsumen harus mempunyai uang untuk memenuhi kebutuhannya.
4. Konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan maksimum artinya konsumen harus berusaha semaksimal mungkin walaupun hanya mempunyai uang terbatas untuk memenuhi kebutuhan mereka.
5. Konsumen konsisten, artinya bila barang A lebih dipilih daripada B karena A lebih disukai daripada B, tidak berlaku sebaliknya
6. Berlaku hukum transitif, artinya bila A lebih disukai daripada B dan B lebih disukai daripada C, maka A lebih disukai daripada C


Perbedaan Pendekatan Kardinal dan Odinal :
Pandangan antara besarnya utility menganggap bahwa besarnya utiliti dapat dinyatakan dalam angka atau bilangan.Sedangkan analisis ordinal besarnya utility dapat dinyatakan.dalam bilangan atau angka. Analisis kardinal mengunakan alat analisis yang dinamakan marginal utiliy(pendekatan marginal). Sedangkan analisis ordinal menggunakan analisis indifferent curve atau kurva kepuasan sama.

Persamaan Pendekatan Kardinal dan Ordinal:
Persamaan kardinal dan ordinal mempunyai persamaan yaitu sama-sama menjelaskan tindakan konsumen dalam mengkonsumsi barang-barang yang harganya tertentu dengan pendapatan konsumen yang tertentu pula agar konsumen mencapai tujuannya (maximum utility)

Konsep Elastisitas

Elastisitas adalah rasio dari perubahan persen dalam satu variabel terhadap perubahan persen dalam variabel lain. Ini adalah alat untuk mengukur respon fungsi untuk perubahan parameter secara relatif. Biasanya dianalisa adalah elastisitas substitusi , harga dan kekayaan. Elastisitas adalah alat populer di kalangan empirisis karena independen dari unit dan dengan demikian memudahkan analisis data.
Sebuah "elastis" baik adalah salah satu yang elastisitas harga permintaan memiliki besar lebih dari satu. Demikian pula, "Unit elastis" dan "elastis" menggambarkan barang dengan elastisitas harga memiliki besar dari satu dan kurang dari satu masing-masing.
Tingkat dimana suatu permintaan atau penyediaan kurva bereaksi terhadap perubahan harga adalah elastisitas kurva itu. Elastisitas bervariasi antar produk karena beberapa produk mungkin lebih penting untuk konsumen. Produk kebutuhan yang lebih sensitif terhadap perubahan harga karena konsumen akan terus membeli produk ini meskipun kenaikan harga. Sebaliknya, kenaikan harga barang atau jasa yang dianggap kurang dari kebutuhan akan mencegah lebih banyak konsumen karena biaya kesempatan untuk membeli produk tersebut akan menjadi terlalu tinggi.
Sebuah barang atau jasa dianggap sangat elastis jika sedikit perubahan harga menyebabkan perubahan tajam dalam kuantitas yang diminta atau diberikan. Biasanya ini jenis produk yang tersedia di pasar dan seseorang tidak selalu membutuhkan mereka dalam kehidupan sehari-hari nya. Di sisi lain, sebuah inelastis barang atau jasa yang merupakan salah satu saksi perubahan harga hanya perubahan sederhana dalam kuantitas yang diminta atau diberikan, jika ada sama sekali. Barang-barang ini cenderung hal-hal yang lebih dari kebutuhan kepada konsumen dalam kehidupan sehari-hari nya.

HARGA

Harga elastisitas permintaan (PED) mengukur persentase perubahan kuantitas yang diminta (Q) yang disebabkan oleh perubahan satu persen dalam variabel harga (P). Sebuah perubahan harga menyebabkan gerakan sepanjang kurva permintaan yang mencerminkan perubahan kuantitas yang diminta. PED adalah pengukuran seberapa jauh sepanjang kurva gerakan ini atau berapa banyak kuantitas yang diminta perubahan. Matematis PED = (∂ Q / ∂ P) (P / Q). Turunan parsial ∂ Q / ∂ P menunjukkan bahwa semua faktor penentu lainnya sedang permintaan tetap konstan. PEDs hampir selalu negatif. Konvensional, para ekonom menggunakan nilai absolut dalam membahas elastisitas. Jika PED lebih besar dari 1 permintaan dikatakan elastis; permintaan antara nol dan satu tidak elastis dan jika PED sama dengan satu permintaan adalah unit-elastis. Sebuah kurva permintaan inelastis sempurna, tegak lurus terhadap sumbu X, memiliki elastisitas nol.. Sebuah kurva permintaan elastis sempurna, horizontal untuk sumbu X, tidak terbatas elastis.
Ada hubungan yang diprediksi antara pendapatan dan elastisitas. Tergantung pada PED, orang dapat meningkatkan pendapatan baik dengan meningkatkan harga dan mengorbankan kuantitas atau dengan mengurangi mereka dan menghasilkan lebih.

SILANG

Cross elastisitas harga permintaan (XED) mengukur persentase perubahan permintaan untuk kebaikan dalam pertanyaan yang disebabkan oleh perubahan satu persen dalam harga barang yang terkait. barang istimewa adalah melengkapi dan pengganti. Perubahan harga suatu tujuan yang baik terkait kurva permintaan bergeser mencerminkan perubahan dalam permintaan. XED adalah pengukuran seberapa jauh kurva pergeseran horizontal sepanjang sumbu-X. Matematis XED = (Q / ΔPrg) (PRG / Q) di mana PRG adalah harga barang yang terkait. Elastisitas harga silang dari permintaan mengukur respon permintaan yang baik x terhadap perubahan harga suatu barang yang terkait, y. Jika harga dari komplemen (pengganti) naik permintaan untuk kebaikan tersebut akan turun (atas) - hubungan adalah terbalik (positif) dan tanda koefisien yang terkait baik akan negatif (positif). Koefisien elastisitas menunjukkan kekuatan hubungan-seberapa kuat komplementer (pengganti) yang baik terkait.
Cross-harga elastisitas permintaan digunakan untuk mempelajari kebiasaan konsumsi perokok berat setelah kenaikan substansial dalam harga rokok. Dalam sebuah studi kenaikan sepuluh persen dalam rokok menyebabkan "keluarga miskin merokok" untuk mengurangi rokok oleh 9%, makanan sebesar 17% dan perawatan kesehatan sebesar 12%. Pada orang kata lain akan mengurangi pembelian barang-barang dan jasa untuk terus merokok.

PENDAPATAN

Penghasilan elastisitas alat pengukur sensitivitas permintaan konsumen untuk suatu yang baik untuk perubahan pendapatan konsumen. Jika YED tinggi persentase kenaikan pengeluaran untuk kebaikan akan lebih besar daripada persentase kenaikan pendapatan konsumen. Dalam bahasa Inggris biasa jika penghasilannya naik konsumen akan membeli lebih banyak tentang kebaikan. Jika YED tinggi penurunan persentase pengeluaran untuk kebaikan akan lebih besar daripada penurunan persentase pendapatan konsumen. Sekali lagi jika penghasilannya turun dia akan sangat memotong pembelian nya yang baik. Konsumen dengan YEDs rendah akan bereaksi reaksi berlawanan. Respons mereka terhadap perubahan pendapatan dalam hal pola pembelian tidak bersuara. Jika pendapatan mereka meningkatkan pembelian barang akan naik sedikit. Jika pendapatan mereka menurun mereka akan mengurangi belanjanya dalam jumlah kecil.

PRODUSEN DAN FUNGSI PRODUKSI
Pengertian produsen adalah setiap orang perorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi.
Produsen dijabarkan dalam beberapa syarat, yaitu :
Ω Bentuk atau wujud dari pelaku usaha :

× Orang perorangan : Setiap individu yang melakukan kegiatan usahanya secara seorang diri.
× Badan usaha : Kumpulan individu yang secara bersama - sama melakukan kegiatan usaha. Badan usaha dikelompokkan kedalam dua kategori, yaitu :
Badan hukum. Menurut hukum, badan usaha yang dapat dikelompokkan ke dalam kategori badan hukum adalah yayasan, perseroan terbatas dan koperasi.
Bukan badan hukum. Jenis badan usaha bukan badan hukum, seperti firma, atau sekelompok orang yang melakukan kegiatan usaha secara insidentil. Misalnya, pada saat mobil Anda mogok karena terjebak banjir, ada tiga orang pemuda yang menawarkan untuk mendorong mobil Anda dengan syarat mereka diberi imbalan Rp. 50.000,-. Tiga orang ini dapat dikategorikan sebagai badan usaha bukan badan hukum.
Ω Kriteria Badan Usaha :
× Didirikan dan berkedudukan di wilayah hukum Negara Republik Indonesia.
× Melakukan kegiatan di wilayah hukum Negara Republik Indonesia.
Ω Kegiatan usaha tersebut harus didasarkan pada perjanjian.
Dengan demikian jelaslah bahwa pengertian pelaku usaha sangat luas. Yang dimaksud dengan pelaku usaha bukan hanya produsen, melainkan hingga pihak terakhir yang menjadi perantara antara produsen dan konsumen, seperti agen, distributor dan pengecer (konsumen perantara).


Guna suatu barang atau jasa yang timbul karena kegiatan produksi dapat dibedakan sbb :

guna bentuk (form utility)
guna tempat (place utility)
guna waktu (time utility)
guna kepemilikan (ownership utility
guna pelayanan (service utility)
guna dasar (basic utility)


Prinsip ekonomi Produsen


Prinsip ekonomi produsen yaitu dengan modal yang dimiliki berusaha menghasilkan barang yang berkualitas dan mendatangkan keuntungan besar.

Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh produsen dalam prinsip ini adalah :

a).Memilih produk yang sesuai dengan selera konsumen.
b).Menghasilkan barang atau jasa yang berkualitas.
c).Memilih alat-alat produksi yang baik dengan harga yang relative lebih murah.
d).Menekan biaya produksi sekecil-kecilnya.

Fungsi Produksi

Bagian produksi adalah suatu bagian yang ada pada perusahaan yang bertugas untuk mengatur kegiatan-kegiatan yang diperlukan bagi terselenggaranya proses produksi. Dengan mengatur kegiatan itu maka diharapkan proses produksi akan berjalan lancar dan hasil produksi pun akan bermutu tinggi sehingga dapat diterima oleh masyarakat pemakainya. Bagian produksi dalam menjalankan tugasnya tidaklah sendirian akan tetapi bersama-sama dengan bagian-bagian lain seperti bagian pemasaran, bagian keuangan serta bagian akuntansi. Oleh karena itu haruslah diadakan koordinasi kerja agar semua bagian dapat berjalan seiring dan seirama dan dapat dihindarkan benturan – benturan kepentingan antar bagian dalam perusahaan.
Tanpa adanya perencanaan yang matang, pengaturan yang bagus serta pengawasan akan mengakibatkan jeleknya hasil produksi. Di samping hasil produksi yang harus bagus kwalitasnya juga harus di pikirkan pula agar jangan sampai terjadi hasil produksi bagus tapi ongkos yang diperlukan untuk keperluan itu terlalu besar. Biaya produksi yang terlalu tinggi akan berakibat harga pokok produksinya menjadi besar dan hal ini akan mengakibatkan tingginya harga jual produk, sehingga akan tidak terjangkau oleh konsumen. Inilah yang merupakan tugas dari bagian produksi. Tugas-tugas tersebut akan dapat terlaksana dengan baik dengan mengacu pada pedoman kerja tertentu. Pedoman kerja yang harus menjadi arah kerja bagi bagian produksi dapat dirumuskan dalam empat hal yaitu :
1. Tepat Jumlah
2. Tepat Mutu
3. Tepat Waktu
4. Tepat Ongkos/Harga
Jumlah produk yang dihasilkan haruslah direncanakan dengan baik agar tidak terlalu banyak maupun terlalu sedikit. Bila produksi terlalu banyak tentu saja akan mengakibatkan bertumpuknya hasil produksi di gudang. Hal ini akanmengakibatkan disamping barang tersebut akan mengalami kerusakan dalam penyimpanannya, maka penumpukan tersebut berarti banyak modal yang tertanam dalam barang jadi itu berhenti dan menjadi kurang efektif.
Dengan pedoman pada empat hal tersebut maka bagian produksi akan dapat mencapai sasarannya dengan baik. Keempat hal tersebut dapat dikenal dengan mudah sebagai “empat tepat”.
Adapun tugas tersebut secara garis besarnya dapat kita bagi menjadi beberapa macam yaitu :
1. Perencanaan Produk
Proses produksi akan menghasilkan produk. Produk yang dihasilkan dapat berupa barang yaitu benda yang berwujud akan tetapi dapat pula berupa benda yang tak berujud yang sering disebut jasa. Baik barang maupun jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan harus direncanakan dengan baik agar produk yang diciptakan itu nanti dapat bermutu tinggi., ongkos produksi murah, dan cocok dengan selera konsumen pemakainya. Produk yang dapat memenuhi syarat tersebut di atas akan menjadi andalan pengusaha agar mampu untuk meningkatkan perkembangan usahanya. Dalam merencanakan produk yang akan kita hasilkan itu maka perlu diperhatikan beberapa hal yaitu :
a). Atribut Produk
b). Posisi Produk
c). Siklus Kehidupan Produk
d). Portofolio Produk

2. Perencanaan Luas Produksi
Perencanaan luas produksi merupakan masalah penentuan terhadap berapa banyak jumlah volume produksi yang harus dihasilkannya dalam periode atau tahun tertentu. Masalah ini sering disebut sebagai penentuan target produksi. Berapa target produksi untuk tahun yang akan dating merupakan persoalan yang harus di terapkan oleh manajer produksi. Dengan target itulah maka rencana ataupun program-program produksi seperti pengadaan bahan, tenaga kerja, bahan pembantu, peralatan-peralatan yang diperlukan beserta prosesnya pun akan dapat direncanakan dengan lebih cermat. Untuk keperluan itulah maka luas produksi perlu ditentukan terlebih dahulu. Untuk menentukan luas atau target produksi itu maka tentu saja akan banyak factor yang perlu diperhatikan. Factor-faktor tersebut akan mempengaruhi dan menentukan besar kecilnya target produksi kita. Adapun factor – factor penentu produksi tersebut adalah sebagai berikut :
a. Bahan baku yang tersedia
b. Tersedianya tenaga kerja (ahli) yang diperlukan
c. Dana yang diperlukan untuk pembiayaan
d. Besarnya potensi pasar yang terbuka

3. Perencanaan Lokasi Pabrik
Kita sering menjumpai bahwa pabrik-pabrik banyak didirikan orang diluar perkotaan seperti di daerah pinggiran kota Jakarta, Surabaya atau kota-kota lainnya. Bahkan ada pula yang didirikan jauh dari kota dan bahkan di puncak gunung atau di tengah hutan, seperti halnya perusahaan pertambangan misalnya. Persoalan lokasi pabrik ini memang sangat ditentukan oleh beberapa factor penentu utama yaitu :
1. Bahan Baku
2. Pasar
3. Lahan untuk Ekspansi
4. Pembangkit Tenaga (Power)
5. Tenaga Kerja
6. Fasilitas Transportasi
7. Dampak Lingkungan
Pada umumnya kondisi lahan di daerah pinggiran kota merupakan daerah yang paling banyak memenuhi syarat dari beberapa faktor tersebut di atas. Apabila didirikan di tengah kota maka akan banyak mencemarkan lingkungan pemukiman yang berada di tengah kota tersebut. Sebaliknya apabila terlalu jauh dari kota akan mengakibatkan biaya angkutan barang jadi untuk di bawa ke pasar yaitu di kota menjadi sangat mahal, selain pembangkit tenaga ataupun permodalannya menjadi kesulitan.

4. Perencanaan Layout Mesin-mesin Pabrik
Mesin-mesin dan fasilitas pabrik haruslah disusun serta diatur sedemikian rupa sehingga dapat menjamin kelancaran proses produksi.
Beberapa pertimbangan penting yang ada dalam mengatur susunan atau layout pabrik ada beberapa macam yaitu :
a). Kelancaran aliran proses produksi
b). Kebutuhan Administrasi/perkantoran
c). Kebutuhan Penjualan
d). Lalulintas pengangkutan barang serta bahan
e). Penerangan dan ventilasi
f). Bentuk pabrik dan biaya pembangunanya
g). Biaya produksi

5. Perencanaan Bahan Baku
Bahan baku harus direncanakan sedemikian rupa sehingga menopang tercapainya tujuan bagian produksi yaitu tepat jumlah,tepat mutu, tepat waktu dan tepat ongkos atau harganya. Pengaturan bahan baku memiliki 2 aspek utama yaitu :
1. Penyediaan
2. Penggunaan
Penyediaan Bahan
Konsekuensi biaya yang terjadi dalam pengadaan bahan itu ada dua macam yaitu :
a. Biaya Pembelian atau Pemesanan (Ordering Cost)
Biaya pembelian adalah biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan dalam melakukan kegiatan pembeliannya atau pemesanan bahan bakunya.
b. Biaya Penyimpanan (Carrying Cost)
Biaya penyimpanan adalah biaya yang harus ditanggung karena kita harus menyimpan bahan yang sudah dibeli dan belum dipergunakan dalam proses produksi.
Kedua biaya tersebut akan ditanggung bersama-sama oleh pengusaha. Oleh karena itu maka secara bersama akan membentuk total biaya persediaan yang merupakan jumlah dari kedua biaya tersebut.
6. Pengaturan Tenaga Kerja
7. Pengawasan Kwalitas

PRODUKSI OPTIMAL
Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Kegiatan menambah daya guna suatu benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa. Sedangkan kegiatan menambah daya guna suatu benda dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan produksi barang. Produksi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk mencapai kemakmuran. Kemakmuran dapat tercapai jika tersedia barang dan jasa dalam jumlah yang mencukupi.
Tingkat produksi optimal atau Economic Production Quantity (EPQ) adalah sejumlah produksi tertentu yang dihasilkan dengan meminimumkan total biaya persediaan (Yamit, 2002). Metode EPQ dapat dicapai apabila besarnya biaya persiapan (set up cost) dan biaya penyimpanan (carrying cost) yang dikeluarkan jumlahnya minimun. Artinya, tingkat produksi optimal akan memberikan total biaya persediaan atau total inventori cost (TIC) minimum.
Metode EPQ mempertimbangkan tingkat persediaan barang jadi dan permintaan produk jadi. Metode ini juga mempertimbangkan jumlah persiapan produksi yang berpengaruh terhadap biaya persiapan. Metode EPQ menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut:
1. Barang yang diproduksi mempunyai tingkat produksi yang lebih besar dari tingkat permintaan.
2. Selama produksi dilakukan, tingkat pemenuhan persediaan adalah sama dengan tingkat produksi dikurangi tingkat permintaan.
3. Selama berproduksi, besarnya tingkat persediaan kurang dari Q (EPQ) karena penggunaan selama pemenuhan.

Kategori Kegiatan Produksi:
Produksi sesuai pesanan (custom-order production)
Produksi massal yang kaku (rigid mass production)
Produksi massal yang fleksibel (flexible mass production)
Mengoptimalkan Produksi adalah upaya meningkatkan nilai dari suatu produksi. Seperti meningkatkan kualitas produksi, jumlah produksi, manfaat produksi, bentuk fisik produksi, dsb

Cara Mengoptimalkan produksi:

1. Biaya yang digunakan harus dipandang sebagai keuntungan potensial ( potential profit ), bukan pengeluaran atau ongkos produksi yang memang harus di keluarkan. Dengan demikian reduksi biaya produksi melalui peningkatan efisiansi akan meningkatkan keuntungan.
2. Setelah persepsi tentang biaya produksi diatas berubah, manajemen harus melaksanakan aktivitas produksi bernilai tambah ( bukan sekedar mengubah input menjadi output ) dengan jalan berproduksi pada biaya produksi yang minimum. Dengan cara ini perusahaan akan meningkatkan daya saing melalui strategi penetatapan harga ( pricing strategy ) yang kompetirif di pasar.
3. Keunggulan kompetitif produk dipasar akan meningkatkan pangsa pasar (market share) yang berarti akan meningkatkan penerimaan total (TR) dari penjualan produk itu

Least Cost Combination
Least Cost Combination (LCC) adalah suatu titik/keadaan yang memberikan kombinasi penggunaan input-input/factor produksi
Untuk menghasilkan suatu tingkat output tertentu dengan ongkos total yang minimum.
Untuk menghasilkan / menentukan kombinasi yang optimal ini diperlukan tiga data, yaitu :
a) Isoquant, untuk menentukan tingkat output yang dikehendaki;
b) Harga factor produksi/input pertama (X1)
c) Harga factor produksi/input kedua (X2)
Bila dimisalkan fungsi produksi adalah Q = x1.x2, dengan harga masing-masing input tersebut adalah P1 dan P2, maka isocostnya adalah C = P1. x1 + P2 . x2,
sekarang akan dicapai LCC untuk tingkat output tersebut dengan mensubsitusikannya, maka dapat ditulis sbb :
Q
Q = x1.x2 dapat ditulis menjadi x1 = ——-
X2
Ongkos untuk menghasilkan output tersebut menjadi :

P1.Q
C = ———-+ P2 .x2
X2

Untuk menghasilkan Q dengan ongkos yang minimum, maka harus dipenuhi syarat turunan pertama fungsi ongkos tersebut = 0

DC
—— = 0
dx2
maka :

dC QP1 P2 Q
—- = —– + P2 = 0 atau —– = ——–
dx2 x2 P1 X2

jadi syarat LCC secara umum bias ditulis sebagai berikut :
P2 dX1 P2 Δ X1
—– = ——- atau —– = ——–
P1 dX2 P1 ΔX2

ΔX1/ΔX2 sering disebut juga dengan istilah Marginal Rate of Technical Subtitution (MRTS).
Selanjutnya syarat LCC dinyatakan sebagai berikut :
P2
—– = MRTS
P2


SUMBER:
SCRIBD.COM
GOOGLE.COM DENGAN PENGUBAHAN